Namanya Mochamad Iriawan, biasa dipanggil Iwan Bule. Karena sosoknya
yang jangkung, berkulit putih dengan hidung mancung, mirip orang bule.
Saya mengenal beliau sejak menjabat sebagai Kepala Sekolah di Sekolah
Polisi Negara (SPN) Purwokerto dengan pangkat Kombes Pol (Komisaris
Besar Polisi) pada tahun 2006. Iwan Bule, yang sekarang menyandang
bintang dua dangan pangkat Inspektur Jenderal, adalah sosok yang ramah,
sederhana dan tidak segan membaur dengan berbagai kalangan.
Saya pernah menjadi instruktur beladiri untuk siswa-siswa SPN
Purwokerto. Sosok Iwan Bule memiliki kesan tersendiri di kalangan
instruktur dan siswa SPN Purwokerto yang sedang menempuh pendidikan kala
itu.
Beliau dekat dengan para siswa, bahkan tidak jarang bersama para
siswa SPN menikmati menu makan sederhana dengan piring yang sama. Tak
ayal linangan air mata bercucuran dari ratusan siswa SPN yang kala itu
didominasi anak-anak muda asal Papua.
Iwan Bule berhasil menanamkan kesan kepada para siswa bahwa sekolah
polisi itu mengasyikan, bukan menyeramkan. Iwan Bule juga dikenal dekat
dan akrab dengan kalangan wartawan dan media, baik cetak maupun
elektronik. Beliau biasa duduk ngopi bersama para jurnalis dan
masyarakat umum sambil menikmati mendoan, makanan khas Banyumas.
Prestasi Iwan Bule, kembali tercatat ketika tanggal 31 Maret 2010
berhasil membawa pulang buronan kasus pajak, Gayus Tambunan, dari
Singapura. Dengan berbekal foto dan nomor HP, Iwan Bule dengan 7 anggota
timnya bergerak mencari, mengikuti dan mengatur strategi untuk bisa
memulangkan buronan.
Keberhasilan Iwan Bule menjadi kado istimewa di hari ulang tahunnya yang tepat jatuh pada tanggal 31 Maret.
Iwan Bule menggunakan pendekatan kemanusiaan dalam mengemban amanah
dan memakai cara-cara persuasif dalam menyelesaikan setiap persoalan.
Ini dibuktikan ketika tahun 2012 beliau menjabat sebagai Kapolda Nusa
Tenggara Barat. Ujian terbesar Iwan Bule adalah ketika bulan Oktober
2012 terjadi konflik di tiga titik di NTB, yaitu di Lombok Barat, Tengah
dan Timur. Padahal sebelumnya Sumbawa juga diguncang konflik antar
warga dari desa Roi dan Roka Kabupaten Bima.
Iwan Bule selalu turun ke lapangan dalam mengatasi konflik. Bahkan
beliau sampai membatalkan presentasi di hadapan presiden SBY demi
mengamankan situasi di NTB.
Karena prestasinya, Iwan Bule diberi kepercayaan menjabat Kapolda
Jawa Barat dengan pangkat Inspektur Jenderal Polisi. Prestasi
terbesarnya di Jawa Barat adalah mengamankan jalannya Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) Asia-Afrika di Bandung, dimana puluhan Kepala Negara,
perdana menteri dan tokoh-tokoh penting dunia hadir.
Sebelum memegang tongkat komando Polda Metro Jaya (PMJ), Iwan Bule
pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Hukum Mabes Polri. Saya makin
intens komunikasi dan koordinasi, karena sebagai penulis dan wartawan
media polri yg bernaung dibawah Divisi Hukum Mabes Polri, dimana beliau
adalah pelindung dan pembinanya.
Kini, Kepala Sekolah itu memegang amanah yang pernah diemban Jenderal
Tito Karnavian, yang sekarang menjadi Kapolri. Sebuah tanggung jawab
yang ringan, karena awal tahun 2017 DKI Jakarta akan menggelar hajat
politik, memilih Gubernur untuk periode 2017-2022.
Semoga saudara, abang dan senior, Irjen. Pol. Drs. Mochamad Iriawan,
SH, MM, MH mampu mengemban tugas dengan amanah, membawa ibu kota aman
tentram dan damai. Selamat Bertugas Jenderal. (Arief Luqman el Hakiem)
sumber : maspolin.com