TES KRAEPELIN-PAULI
Pada postingan kali ini bimbel online polisi akan memberikan informasi mengenai Tes krapelin/ angka koran. Tes kraepelin
diciptakan oleh Emilie Kraepelin mulai dari tahun 1856-1926. Awalnya tes
Kraepelin merupakan tes yang dibuat untuk mengetahui karakter kepribadiaan
seseorang. Namun, seiring perkembangan tes ini juga digunakan untuk mengukur
bakat seseorang. Beberapa aspek penilaian yang dinilai oleh kraepelin, yaitu
aspek kecepatan, aspek ketelitian aspek keajegan dan aspek ketahanan. Factor
konsentrasi juga sangat berpengaru dalam pelaksanaan tes ini.
Tes yang
dilakukan dapat berupa tes individual atau kelompok. Tes ini menekankan pada
kecepatan dan ketetapan dalam berhitung. Peserta tidak diharapkan untuk dapat
menyelesaikan sepenuhnya lajur tes. Namun, yang dilihat adalah bagaimana
kecepatan peserta.
Petunjuk
pelaksanaan tes:
1.
Peserta diberi selembar kertas
ukuran A3 atau seukuran Koran yang didalamnya terdapat lajur-lajur angka.
2. Sebelum memulai tes, tulislah
identitas diri dan jangan membuka lembar soal sebelum ada instruksi.
3. Angka yang tertera pada lajur
dijumlahkan dengan angka yang terdapat diatasnya.jumlahkan angka daru atas ke
bawah. Kemudian dari hasil penjumlahan tersebut, tulislah angka satuanya saja
disamping kanan antara kedua angka tersebut. Contohnya hasil penjumlahan 18
yang ditulis angka 8.
4. Apabila dari hasil penjumlahan
tersebut ada yang salah tidak perlu dihapus, coret saja dengan satu garis angka
yang salah tersebut dan gantikan dengan angka yang benar.
5. Pada saat mengerjakan aka nada
suara ketukan dengan rentang waktu 30 detik. Tugas peserta saat mendengar suara
ketukan, yaitu peserta harus pindah mengerjakan soal di lajur selanjutnya di
sebelah kanan. Mulai mengerjakan dari bawah ke atas lagi dengan lajur baru
tersebut.
6. Saat mengerjakan soal, fokuslah
dalam bekerja dan usahakan untuk cepat dan teliti. Dengarkan baik-baik
instruksi yang diberikan agar tidak salah dalam mengerjakan soal.
Hasil penilaian
pada tes Kraepelin, yaitu menitikberatkan pada performance maksimun yang
dimiliki seseorang. Sehingga dapat dilihat bagaimana ketahanan seseorang saat
berada dalam situasi penuh tekanan (stressfull) dan tampilan kerja yang
dihasilkan pada saat ini.
Meskipun tes ini
berbentuk hitung cepat tetapi yang dinilai nanti adalah ketahanan seseorang
saat menghadapi suatu permasalahan (stressor). Jika daya tahan terhadap strees
kecil, maka bisa jadi saat mengerjakan tergesa-gesa sehingga terjadi
ketidaktelitian. Atau bisa pula hasil yang dikerjakan sedikit karena terlalu
berhati-hati. Orang yang daya tahan terhadap stresnnya tinggi, akan lebih
tenang saat mengerjakan sehingga hasilnya banyak yang selesai namun tetap
memperhatikan ketelitian dan kecermatan. Performance dalam pekerjaan tetap
teliti dan stabil meskpun harus mengerjakan sesuatu yang stress ful dalam
rentang waktu yang lama.